Na’am,
ana pandang hijrah ini bukan proses yang main-main. Hijrah cuman mainan
orang-orang yang kepengen berubah aja. Cuman orang-orang yang punya tekad baja,
cuman orang-orang yang tobat, cuman orang-orang yang mau bertujuan semata-mata
untuk Allah, cuman orang-orang yang mau menanggung resiko keduniaan, cuman
orang-orang yang udah siap mengorbankan dunianya, cuman orang-orang yang
berharap ampunan Allah dan surga-Nya, cuman orang-orang yang berani menghadapi
duka dan lara, cuman orang-orang yang berani menghadapi rintangan susahnya
proses yang satu ini, cuman orang-orang yang pengen istiqomah, cuman
orang-orang yang berani untuk menangis karena payahnya konflik yang terjadi,
cuman orang-orang yang pokoknya masih banyak lagi deh.
Saatnya
kita hijrah, kawan. Karena dunia beserta isinya semakin lama semakin “biadab”,
semakin menantang. And then, apa kita cuman tinggal diam? Kalo kita ngga
hijrah, mau jadi apa kita? Apa kita hanya menjadi penonton seorang tokoh?
Lihatlah tokoh-tokoh Islam dari dulu sampai sekarang, mereka berjaya karena
berhasil berhijrah. Kalo ngga hijrah, ngapain? Padahal, waktu terus membakar,
umur berkurang, kesempatan akan sempit pula. Kalo gajah mati meninggalkan
gading, kawan-kawan kati mau ninggalin apa? Apakah cuman sekedar papan yang
bertuliskan nama kita di atas tanah? And, padahal, waktu kita sama. Tapi ngga
semua dapat kayak mereka yang bisa nikmatin betapa indahnya Islam itu dengan
perjuangan. Apa yang bikin mereka begitu? Karena mereka mau berubah. Mereka
merasa nyaman di pelukan-Nya. Mereka percaya, kalo hidup di dunia aja itu ngga
cukup, sehingga mereka mengorbankan dunianya untuk meraih keridhoan-Nya.
Ayolah
kawan-kawan ana. Bangun, bangun. Hijrah sekarang, jihad sekarang. Ana yakin
kawan-kawan bisa. Mulailah proses ini, serahin semua ke Allah. Niat, tekad,
ilmu, mindset kita (cuman ke Allah),
persiapkan dari awal. Ingat, di zaman (terlalu) modern ini betapa mudahnya kita
bisa mencari ilmu agama beserta konsultasi masalah kita, semenjak yang kita
tuju itu ialah yang benar. Terus, teruslah berhijrah. Ada yang mengejek, terima
aja. Mungkin mereka itu pengen nyemangatin kita untuk berhijrah, tapi ngga tau
mau makai kalimat yang mana. Mereka yang udah sukses berhijrah juga ngalamin
yang begituan, jadi teruslah. Terus, berhijrah. Jangan patah semangat.
Ketika
orang lain bisa hidup sejahtera dengan berhijrah, kenapa kita tidak? Kejar
mereka yang udah berhijrah, kita pun bisa sukses berhijrah kayak mereka. Ketika
orang lain bisa menjadi pemenang dengan berhijrah, kenapa kita tidak? Kejar
mereka yang udah menang, kita pun bisa menjadi pemenang kayak mereka. Ketika
orang lain bisa menjadi yang terbaik dengan berhijrah, kenapa kita tidak? Kejar
mereka yang udah menjadi yang terbaik, kita pun bisa menjadi yang terbaik kayak
mereka. Beranikan diri untuk-Nya, semua untuk-Nya. Go go go . . . Terus, terus,
terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus, terus,
terus! Kami disini bersama kalian, mendo’akan, mendukung apa adanya, dan akan bertemu
kelak di surga-Nya. Percayalah.
Di akhir artikel ini, jangan
lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di
negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan
senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim
Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. semoga Allah menguatkan
aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya) dan selalu dalam lindungan Allah pula.
Aamiin.
Oh iya. Yang mau temanan
sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_
Komentar