WAHYU Article: Dikejar Ajal (1) -Disaat Keranda Mayat Menjemput "Reissue Edition"-


Episode 1: Intro 


Kita semua pasti pernah nonton adegan superhero dikejar penjahat atau sebaliknya. Atau, pernah ngeliat orang ngejar maling sampai dikejar maling. Ada lagi nih, seorang akhwat yang dikejar sama ikhwan yang sama-sama anggota LDK buat nikahin dia. Amatir banget ya kalo ada yang begitu. Tapi lebih amatir lagi kalo kita dikejar ajal. Serasa dipenjara waktu kita, ngga bisa kemana-mana. 

Singkat cerita, kita bakal terbayang kalo ajal kematian kita datang menjemput, sementara pas disaat itu pula kita masih sibuk (banget). Contohnya kayak sibuk kerja kantoran, sibuk dalam organisasi, sibuk dalam mengurus rumah, sibuk ngurusin persiapan nikah, sibuk siapin barang buat jualan, sibuk … apalah. Yang lebih parah lagi, saat itu pula kita tak memikirkan gimana level dosa kita. Gimana ngga serem ya? Kita yang lagi asyik sama dunia, tau-tau dijemput oleh-Nya. 

Pun, kita ngga pernah tau kapan ajal kita menjemput. Kita ngga tau takdir kita dan orang lain gimana. Yang saat mau ikut halaqah (melingkar lebih tepatnya) pada sesama anggota LDK katanya “Lagi sibuk nugas & skripsi nih, besok aja ya,” tau-tau besok udah ngga ada. Yang hari ini mau mimpin rapat, udas siapin deadline waktu & tempat, sebelum mulai udah ngga ada. Yang disaat si ikhwan besoknya kepengen walimahan, tau-tau pas malamnya kecelakaan. Meninggal di tempat. Atau, yang lebih seramnya lagi disaat seseorang berniat sebelum tidur, “Demi Allah, besok aku akan bertaubat sungguh-sungguh! Aku tidak akan mengulangi kesalahanku yang dulu.” Keesokan harinya matahari telah bangkit, namun tidak dengan dirinya. Well said, kita ngga tau kapan kita mati, dimana kita mati, bagaimana kita mati. Hanya Allah yang tau. 

O ya. BTW, brother / sister disini juga ngga bakal tau siapa yang akan melamar kelak. Hanya ada dua pilihan, yaitu:

“Seorang ikhwan/akhwat / Ajal” 

Yang bakal identik kepada:

“Calon suami/istri / calon jenazah” 

Allah berfirman: 
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ 
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Lukman, 31:34) 

So, karena yang tau itu cuman Allah, jadi jangan cuman bersantai ria menikmati dunia, ntar tau-tau kita diambil saat bermaksiat. Kan ngeri itu, bro sist. #Astaghfirullah. 

Jangan sampai nunggu sampai tua baru insyaf, nanti pas lagi asik-asik di masa muda tau-tau dijemput. 
Jangan nunggu tua baru insyaf! Kita yg masih muda ini tiba-tiba kena musibah yg dapat ngilangin anggota badan kita, nyesel di akhir. 
Jangan nunggu tua baru insyaf! Ntar pas udah tua tapi fisik ngga kuat, nyesel di akhir. 
Jangan nunggu tua baru insyaf! Kalian masih muda? Energik? Kuat? Take action dah untuk beribadah. Jangan nunggu tua baru insyaf

Memang, artikel kali ini “serem banget.” Begitu sih kalo udah membahas kematian, sampai-sampai ada temen kuliah ana yang rese & ngomong ke ana di kelas kampus tentang kehadiran status “LINE” tentang kematian dari ana. 
“Yu, bisa ganti topiknya kah? Iih, serem banget tau!” Ucapnya. 
“Yaa mau gimana lagi **** (nama yg komplain), emang udah jadi kenyataannya kalo mati itu pasti, coy.” Balas ana. 

Karena kalo udah ajal tiba, kita ngga bakal bisa reinkarnasi kayak mitos yang dimana kucing itu punya 9 nyawa. Aduh, mitos dipercaya. Beberapa hari yang lalu aja ana liat kucing kelindas mobil, kejang-kejang di tempat beserta “isinya” keluar terus meninggal. Ngga hidup lagi tuh. 

All right, then. Back to my topic, 
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ 
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran, 3:185) 

Cobalah sekali-kali liburan (rekreasi) ke Kuburan Muslimin. Tengok batu nisan yang ada, dan sadari kalo kita ini ialah calon mayat, sama kayak mereka yang udah meninggal duluan. Lho kok ke kuburan? Ngga ada tempat lain apa? Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani) 

Kita hidup ini, berjalan. Terus, dan terus. Banyak rintangan, banyak kenikmatan. Hingga kita bertemu dengan jalan buntu, dan disitu pula kita udah siap dijemput sama Allah dan seraya berkata “Fulan, saatnya pulang.” Dan, kalo jemputan dari-Nya udah tiba, apa bisa ditunda? Ngga bisa lah. Kita ngga bakalan bisa lagi menunda untuk kembali lagi, walaupun bentar aja. Ataupun mempercepat. Karena itu adalah ketetapan-Nya. Bagaikan seorang rentenir yang udah datang buat nagihin utang. Kalo udah jatuh tempo, “Sorry, no mercy!” 

Allah berfirman: 
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ 
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raaf, 7:34) 

Untuk gambaran surga dan neraka, ana kira udah dibahas sebelumnya. Ok? skip.





Bersambung . . .

Komentar

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?
Di-Yufid aja.

Mohon doakan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan

حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ حَفْصٍ الْوَكِيعِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كَرِيزٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: 'Dan bagimu kebaikan yang sama.' (HR.Muslim : 4912)