Catatan: Pengen liat episode sebelumnya? Klik disini.
Kita memang ngga tau kapan kita mati. Dan, kita juga ngga tau gimana nanti kita mati. Yang Allah kasih tau ke kita hanyalah “Kita Pasti Mati.”
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Lukman, 31:34)
Beberapa hari yang lalu (12/09/2016), seorang ibu (kisaran umur sekitar 45) yang tinggal di sebelah kontrakan ana meninggal. Iyaa, meninggal. Tepat di sebelah ana. Sebenarnya bukan beneran bersebelahan sih, hanya saja yang membatasi antara setiap ruangan hanya kayu-kayu tipis. Jadi yaa tetap terasa banget kalo ada aktivitas apa di sebelah. Apalagi tragedi ini. Dihitung-hitung, jarak antara ana dengan ibu itu hanya 1 meter, Kalo misalnya Malaikat Maut juga “nebas” di sekitarnya juga, mungkin perjalanan hidup ana di dunia ini cukup sampai di saat hari itu aja. Selesai cerita. Astaghfirullah. Tapi, Allah punya rencana lain. Dulu semasa pra-stroke, ana sering menyapa beliau saat berangkat-pulang kontrakan.
Siang yang ngga begitu panas, menerpa disekitar daerah Kota Samarinda. Bu X (inisial) seperti biasa mengurusi ibunya yang telah sakit (ibu yang meninggal tadi). Ibunya terkena stroke sejak H-5 Idul Fitri tahun ini (1437). Jam 3 siang, saat menit-menit sebelum adzan Ashar akan tiba, Bu X ingin ke belakang untuk membuatkan susu kepada ibunya yang tengah tertidur. Namun naas. Setelah Bu X kembali, ibunya sudah tidak bernafas serta berwajah pucat. Digerak-gerakkan ngga ada respon, akhirnya Bu X keluar kontrakan seraya minta tolong ke warga sekitar. Ana yang tengah mendengarkan ... apalah itu, tersadar dan terbangun dari kasur setelah mendengar ada suara-suara bising. Warga-warga sih udah pada ngumpul, cuman ana aja yang ngga (ngga tau apa-apa malah). Maklum, pake headset. Ngeliat jam udah mau menunjukkan waktu Ashar, ana bergegas untuk bersiap sholat di langgar terdekat. Saat ana keluar, ana jalan cuman cuek-cuek aja sesekali senyum + ngucapin “Permisi ya,” kepada warga yang ada di tengah jalan. Sepulang sholat, ana dikasih tau kalo ibu itu meninggal. Sontak ana kaget, dan bantu seadanya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al-’Ankabuut, 29:59)
Kawan, ana hanya pengen ngingetin kalo mati itu pasti. Datang kapan aja dan dimana aja. Kita ngga bakal bisa kabur dari tamu spesial di hidup kita, Sang Pencabut Nyawa, semaksimal mungkin. Bagi kawan-kawan yang masih ragu buat beramal, ayo dimulai dari sekarang. Sampai kapan kita maksimalkan beramal? Sampai mati! Kalo besok mati, udah selesai. Sampai kapan kita fokus bertaubat? Sampai mati! Kalo besok mati, udah selesai. Jangan sampai nunggu tua baru insyaf. Banyak sudah orang yang insyafnya nunggu tua tapi ngga kesampaian. Ada yang mati muda, ada yang kena penyakit saat menjelang tua hingga mati menyapa, ngga sempat beramal. Pada umumnya sih, mayoritas aktivitas kita ini selalu aja bergelut dengan maksiat dan ngga ada gunanya sama sekali, yang kecil maupun yang besar, apapun itu. Kita memang udah dilalaikan dari akhirat oleh dunia. Beruntung kalo di akhir hayatnya lagi beramal / berbuat baik, jangan sampai rutinitas yang ngga ada gunanya itu mendominasi hari-hari kita dari beribadah kepada-Nya. Mari, kita sama-sama merenungi diri kita ini. Kontrak kita di dunia itu cuman beribadah kepada Allah aja kan? Maka yuk kita fokuskan tujuan.
Ajal tidak mengenal waktu,
Ajal tidak menunggu taubatmu.
Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. Semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya, dan seluruh umat Muslim di dunia) dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.
LINE: wahyu.km_
FB: Wahyu Kharisma M
Twitter & InstaGram: @WahyuKharisma_M
Komentar