"... Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati." (HR. Bukhori)
Seyogyanya, terbentuknya berbagai sikap & perilaku baik buruknya orang-orang itu tuh dari hatinya. Memang ada perbedaan yang udah jelas nyata antara preman dan ustadz / kyai. Memang, sama wujudnya (manusia semua malah), tapi kecondongan hati mereka lah yang membedakannya. Yang hanya berfokus cuman ke dunia aja, untuk bagian akhirat pasti udah ngga muat. Begitu juga sebaliknya. Sahabat TerasLanggar mungkin udah pernah liat gimana sikap dan perilaku 2 orang tadi. Yah, you know lah.
Tapi, yang namanya zaman sekarang ni ye, semua orang bisa jadi apa aja. Kita pasti pernah ketemu sama orang yang berpenampilan kayak ustadz, tapi sifatnya ngga sesuai dengan stylenya. Atau, ada orang yang berpenampilan kayak preman, tapi rajin sholat tepat waktu di masjid + tilawah Qur'an, ramah pula. Memang rada-rada aneh sih, tapi yaa begitulah karakteristik hati.
Hati yang bersih & selalu membersihkan diri dari segala kotoran (dosa), In Syaa Allah bakal tenang hidup pemiliknya, diberi petunjuk oleh-Nya, dan bakal paham segala hikmah dari apa yang telah Allah kasih ke dia, walaupun itu ngga enak di dirinya. Sabar, tawakal, tawadhu', selalu menghiasi hari-harinya. Nah, berbeda dengan yang hatinya kotor. Dikit-dikit emosi, marah, mencaci, kelahi, dan pada akhirnya bisa jadi kufur akan nikmat-Nya.
Padahal, kalo ada azam untuk membuka hati, ada banyak hikmah & petunjuk yang udah Allah instal di bumi ini, supaya kita selalu ingat ke Allah. Dan, petunjuk Allah itu selalu ada dalam setiap kejadian, sekecil apapun, di sekitar kita. Kita bisa dapat hikmah dan petunjuk Allah kalo kita mau membuka hati, menerima nasehat kebenaran dan kebaikan kemudian bersungguh-sungguh pada-Nya. Kalo hati kita penuh dengan ilmu, penuh dengan pelajaran yang mengantarkan pada keyakinan kepada Allah, In Syaa Allah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.
Contohnya kayak sebuah rumah yang terpapar sinar mentari pagi. Kita pasti sering ngerasa saat jendela / pintu rumah kita ngga dibuka ada rasa ngga segar di badan. Gelap, ngga ada cahaya murni yang masuk, ngga dapat sirkulasi udara yang bagus. Beda rasanya kalo jendela / pintu dibuka, semangat di pagi hari jadi semakin fit menghadapi semua aktivitas. Tapi yaa itu, kalo ada tekad untuk membukanya. Kalo ngga mah yaa gitu-gitu aja.
Namun, berbagai ujian akhir zaman sekarang ini yang cukup menantang untuk kita. Memang susah banget untuk istiqomah menjaga hati dari segala syahwat dunia yang biadab dan selalu tetap berada di jalan-Nya, sahabat TerasLanggar. Tapi, Allah pasti bakal membalasnya dengan yang lebih baik. Kalo kita berhasil. Tuh, Allah Maha Melihat kok.
"... Jagalah Allah, Niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. ..." (HR Tirmidzi Dia berkata , “Hadits ini hasan shohih”)
Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. Semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya, dan seluruh umat Muslim di dunia) dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.
Oh iya. Yang mau temanan sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_
FB: Wahyu Kharisma M
Komentar