WAHYU Article: Pemuda, Second Golden Age

Di masa muda, kita beradaptasi dengan banyak tema,
Juga saling berbagi dan bermain bersama.
Terlibat dalam hangatnya diskusi,
Mencoba menatap dunia dari segala sisi,
Sering kita berfikir, “kitalah yang paling tahu.”
Sering kita bicara, “kitalah yang paling bisa.”
Walau kadang kita sempat dalam galau dan ragu,
Tetapi memang inilah fase di masa muda.
Dunia kita adalah periode paling aktif,
Kita bereaksi pada stimulasi kompetitif.
Menerima berbagai macam arus informasi,
Yang kita simpan untuk memengaruhi kognisi

Na’am, inilah potongan lirik dari salah satu hip-hopnya bang Ali Utrujjah (Jazaakallahu khairan, bang). Masa muda, siapa sih yang ngga pernah muda? Kawan-kawan pasti lagi ngalamin masa muda nih, atau orang lain pun pernah ngerasain nikmatnya saat masa muda. Pada fase remaja biasanya nampak tanda perubahan yang signifikan. Dari fisik, dan psikis. Di dalam Islam perkara ini disebut dengan “Baligh”, ditandai kalo laki-laki dengan mimpi basah, dan perempuan dengan haid. Biasanya kalo udah baligh, lancar banget tuh kalo masalah cinta *he he, beneran kok*. Dan berbagai sifat yang lain muncul pula pada diri mereka. Otomatis, jika udah baligh, berarti segala hukum Islam berlaku kepada mereka. Ana pengen ngajak kawan-kawan nih, gimana sih jadi pemuda yang bener-bener pemudanya Muslim sejati. Yuk simak.

Di masa muda, kitapun menjadi pengembara,
Hingga berkali-kali harus kehilangan arah.
Terjebak dalam kabut, hanya bermodal lentera,
Untuk mencari mana jalan yang benar dan salah.
Banyak jalan buntu dipenuhi dengan hiasan,
Hanya untuk menipu, menghilangkan kesadaran.
Tujuan mengembara ada pada satu jalan,
Menyerahkan diri pasrah untuk keselamatan.
Dalam perjalan, kita melihat berbagai macam hal yang baru,
Yang sering kali membuat tertawa dan terharu.
Menikmati pengalaman di masa muda,
Yang kelak disimpan pada kata, warna dan nada.
Mengembara bukan untuk mengejar mata angin,
Kaki ini dituntun takdir mengawal sejarah.
Walau ditentang kemarau dan ngilu udara dingin,
Inilah cerita tentang air mata dan darah.

Masa muda, masa keemasan untuk membentuk karakter supaya di masa dewasa udah punya persiapan saat menghadapinya. Masa muda, masa produktif yang bener-bener produktif banget! Bakalan merugi deh kalo di masa muda ini dipakai untuk berfoya-foya bersama dunia. Masa muda, masa yang penuh jati diri, inovasi, inspirasi, motivasi, yang (ngga bakalan kalian temukan) plus-plus kenikmatannya dibandingkan masa yang lain, sampai-sampai banyak pemuda yang ragu dengan jalan yang mau ditempuhnya. Bakalan ngga bakal kembali lagi masa muda ini, beneran! Namun, banyak saudara-saudara sepermudaan kita yang malah terjerumus ke dalam kemaksiatan. Sungguh disayangkan. Nah. Karena di zaman sekarang pemuda banyak yang lagi sibuk dengan maksiat, kita sibuk dengan keimanan. Dengan apa? Dengan cara mempelajari sekaligus merealisasikan ilmu agama kita. Yang kelak, jadilah kita para pemuda Muslim sejati.

Kawan, pertama-tama kita niatkan dan bulatkan tekad kita untuk bersama Islam ini. Kemudian bergabung dengan organisasi-organisasi Islam yang tersebar di sekolah atau kampus, Di sekolah contohnya kayak RoHis, di kampus ini nih yang (terlalu) banyak organisasinya. Banyak banget! Ada HTI, LDK, dan waah pokoknya banyak deh. Terserah kalian mau gabung yang mana, sesuka hati, sesuai dengan yang ada. Jangan salah pilih, nanti kalo ngga sesuai dengan selera, rada-rada repot lagi tuh. Setelah gabung, ikuti aja tuh kegiatan-kegiatannya. Dan rasakan dahsyatnya kekuatan dan keasyikan yang dipakai dan didapat! Dan, tentunya pemuda-pemuda harus punya sifat yang kayak gini nih untuk sukses menegakkan Islam.

Saat kawan-kawan terkena penyakit “tua semangat”, pantang menyerah, harus ditanam dalam diri kawan-kawan. Ini salah satu preventasi yang baik supaya bisa semangat lagi. Biasanya para pemuda itu ngga semangat karena ngga berhasil mulu, anggota-anggotanya kurang kompak, hambatan dunia, dan lain-lain deh. Terus berjihad! Pohon pisang aja ngga rela mati sebelum menghasilkan buah. Ironis banget kalo jiwa-jiwa para pemuda Muslim ini udah loyo duluan sebelum nampak hasilnya. Ingatlah, berusaha hilangkan kata “menyerah” dalam diri. Atau kalo susah ngilanginnya, tambahin kata “pantang” di depannya. Memang mustahil, tapi ada Allah yang ngeliat, apa yang mustahil? Ayo, kuatkan diri dan iman kawan-kawan.

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. …” (HR. Muslim)

Ingatlah kisah Yakub (‘alaihissalam) saat menyuruh anak-anaknya mencari saudaranya Yusuf (‘alaihissalam),
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf, 12:87)

Di masa muda, kitapun mengalami saat-saat yang berat,
Ketika terpuruk, tak ada satupun yang datang.
Tak ada satupun yang memberikan dekapan erat,
Dalam sunyi, kita lemas terlentang.
Mereka semua pergi tanpa menitipkan sedikit kebahagiaan sebagaimana layaknya seorang teman,
Yang menolong tanpa diminta.
Yang memberikan tepukan bahu, saat kita tertunduk lesu.
Masa muda sering menjebak kita dalam situasi yang rawan,
Hingga sulit untuk membedakan mana kawan dan mana lawan.
Lisan kita terkekang, ketika nama baik ditikam dari belakang.
Bermacam sindiran datang mematahkan semangat,
Kadang kita gamang, kadang kita bertambah kuat.
Sesulit apapun masa yang akan ditemui,
Inilah proses yang memang harus kita lalui.

Terkadang kita melihat gunung tinggi aja kita udah kebayang kalo kita ngga mampu mendakinya. Padahal belum juga dicoba tuh didaki *he he*. Itu hanyalah bayangan belaka aja, yang menyuruh kita kalo kita itu udah bener-bener ngga bisa lagi itu didaki. Kawan, hilangin kata “ngga mungkin” pada setiap hal yang banyak kemungkinan. Kita ini diciptakan untuk menjadi khalifah. Menjadi khalifah, kawan. Bukan menjadi pecundang yang menyerah sebelum melangkah. Maju! Buktikan kalo kawan-kawan bisa sampai puncak. Buktikan nyali kawan-kawan! Hanya seorang pengecut aja yang ngga berani melangkah, takut nyoba, takut salah. Terus! Nikmatilah, dan lihat betapa terkejutnya disaat kawan-kawan ternyata udah di pertengahan perjalanan, dengan berjalan penuh kehati-hatian dan terkadang berhenti sejenak untuk menghindar dari bahaya. Dan tak lama lagi kawan-kawan bakalan ngeliat pojokkan tepi gunung, padahal terlihat masih jauh di depan mata. Tapi kalo kawan-kawan tengok ke belakang, lebih jauh bener tuh jaraknya. Mau balik sia-sia, mending terusin aja. Ciptakan rasa penasaran yang tinggi untuk menerawang puncak kejayaan. Dan saat kawan-kawan udah sampai di puncak, pasti lelah yang dirasa. Tapi itu rasa bakalan hilang (beneran) saat kawan-kawan melihat indahnya puncak gunung itu. Dan rasa lelah itu terbayar sudah dengan kepuasan yang didapat. Memang saat kita mendaki kesuksesan harus punya persiapan. Dari skill, ilmu, keberanian, dan lain-lain yang ter-amat penting untuk dipakai. And, keep rising! Seperti semangatnya Musa (‘alaihissalam) yang Allah ceritakan di Al-Qur’an,
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS. Al-Kahfi, 18:60)

Biasanya sih, penyebab gaje-gajenya kelakuan pemuda sekarang itu karena jauhnya mereka dari Al-Qur’an. Ngga mau belajar, membaca, sampai mengamalkan. Gimana yah, mereka menganggap itu terkesan sebagai “kuno” gitu. Padahal, di dalam Al-Qur’an itu banyak kunci-kunci untuk menjadi manusia yang bener-bener manusia. Lagian, mereka juga baru main “nganggap” aja tuh, belum ada bukti dan pastinya.
...وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:216)

Al-Qur’an ialah kalamullah yang diturunkan oleh Nabi Muhammad (Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam) sebagai pedoman hidup manusia. Beneran, bakalan selamat, orang-orang yang menjadikan Al-Qur’an itu pedomannya 100% ngga ada keraguan.

Ketika Aisyah (radhiyallahu ‘anha) ditanya tentang akhlak Rasulullah (Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam), maka dia menjawab, "Akhlaknya adalah Al Qur'an." (HR. Abu Dawud dan Muslim)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33:21)

Di masa muda ini kita juga punya mimpi,
Dan kita menjaga agar tetap tersusun rapi.
Memenuhi kepala, menjadi semangat hidup,
Tak akan menyerah hingga mata kita tertutup.
Walau kadang kita harus gagal berkali-kali,
Bahkan semangat tak datang hingga berhari-hari.
Meski yang ada di hati sudah menggebu-gebu,
Namun harus bersabar agar tak terburu-buru.
ghidupkan mimpi butuh sebuah rencana matang,
Karena kita berbicara perkara jangka panjang.
Jika rincian data tak diolah dengan teratur,
Maka yang kita lahirkan hanya ide prematur.
Berdoa pada Allah dan niat hanya untukNya,
Agar kerja keras tak berubah jadi sia-sia.
Pada kejujuran dari hati yang paling dalam,
Kita bermuhasabah sepanjang siang dan malam.

So, kawan-kawan sekalian. Yuk jadikan Al-Qur’an ini sebagai pedoman hidup kita semua. Ngga usah peduli dengan omogan orang lain. Pokoknya stay focus lah ke Allah. Ingatlah kawan, tujuan kita sebenarnya ialah surga. Ingat #DSAS (Dunia Sementara, Akhirat Selamanya)!
“Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk.” (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi)

Pakailah teknologi yang modern kayak sekarang ini sebagai panduan kita untuk menjadi Muslim sejati. Toh, banyak kok yang bisa dijadikan referensi dan relaksasi karakter kita. Ada www.dakwatuna.com, www.hidayatullah.com, yufid.com, www.arrahmah.com, dan masih banyak lagi deh pokoknya. Biasanya kalo udah gabung organisasi ada grup onlinenya tuh. Kayak di FB, LINE, sama WA. Come join aja udah!

So, let’s go! Sekarang Islam tanggung jawab kalian, tanggung jawab para pemuda kayak kita-kita ini. Tolong agama Allah ini. Ingatlah kawan,
Perjuangan ada di tangan pemuda,
Masa depan ada di pundak pemuda,
Islam menang, tergantung pemuda,
Teruslah berjuang. Ingat, Allah bakal kasih special surprise untuk kalian.

Oh iya, apakah kita memilih satu karakter aja untuk menegakkan Islam ini? Ngga lah. Masih banyak kategori-kategori yang sesuai dengan selera. Mungkin jadi aktivis, penulis, pendakwah, dan masih banyak lagi deh.

Dan jangan lupa, awali jalan jihad ini dengan “Bismillah”.

Kepada mereka yang di masa mudanya tak menggantungkan nasib pada keterbatasan.
Mereka yang tidak lumpuh karena kemapanan.
Mereka yang berjalan dengan percaya diri di tengah-tengah orang yang sombong.
Kepada mereka yang tergerak hatinya ketika melihat ada saudaranya yang menggigil dan kelaparan.
Juga kepada mereka yang sabar atas kebahagiaan orang lain.
Ingatlah!
"Kita tak pantas mati muda karena hidup susah."
"Kita tak harus lupa diri hanya karena gengsi."
"Kita berhak menjadi sehebat yang kita mau selama Allah sebagai satu-satunya pembela."
Kita akan terus mewarnai sejarah,
Seperti yang pernah dilakukan oleh para pendahulu kita.
Biar seluruh dunia tahu, bahwa kejayaan bangsa ini bukan sekedar cerita masa lalu.

Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya) dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.

Oh iya. Yang mau temanan sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_

Komentar

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?
Di-Yufid aja.

Mohon doakan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan

حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ حَفْصٍ الْوَكِيعِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كَرِيزٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: 'Dan bagimu kebaikan yang sama.' (HR.Muslim : 4912)