يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ
تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
يَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Hai orang-orang yang
beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan
kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya
Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal
yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Ash-Shaff, 61:10-12)
Hasan Al-Bashri
(rahimahullah) berkata, “Sesungguhnya setiap jalan mempunyai jalan pintas, dan
jalan pintas surga ialah jihad.”. Dan jihad ini suatu bukti cinta yang wajib.
Syaikhul Islam (rahimahullah) berkata, “Siapa yang tidak mempunyai motivasi
untuk berjihad, ia sama sekali belum mempersembahkan cinta yang wajib. Bahkan
bisa jadi di dalam dirinya terdapat bibit kemunafikan, sebagaimana firman
Allah, ‘Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.’ (QS. Al-Hujuraat, 49:15). Ketahuilah,
jihad itu mengandung kebaikan dunia dan akhirat, sedang meninggalkannya berdampak
kerugian dunia dan akhirat. Allah berfirman, ‘Katakanlah, ‘tidak ada yang
kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. … ‘ (QS. At-Taubah, 9:52). Yaitu kemenangan
dan kejayaan, atau gugur sebagai syahid dan surga. Siapa yang hidup di antara
para mujahidin, ia menyandang kemuliaan, memperoleh pahala dunia dan ganjaran
terbaik di akhirat. Sedang yang gugur di antara mereka, ia menuju surga.”
“Orang yang syahid, di sisi
Allah, mendapat enam karunia; yakni Dia mengampuninya dengan seketika, ia
melihat tempatnya di surga, ia terlindung dari siksa kubur dan aman dari
ketakutan terbesar, diletakkan mahkota kewibawaan di kepalanya yang satu butir
yaqutnya nilainya melebihi dunia seisinya, dan ia dinikahkan dengan 72
bidadari, dan ia diberi hak memberi syafaat untuk 70 kerabatnya.” (HR. Tirmidzi)
“Tak seorang pun yang masuk
surga ingin kembali ke dunia walaupun ia memiliki segala apa yang ada di atas
bumi, selain orang yang syahid. Ia berangan-angan kembali ke dunia, lalu
terbunuh lagi sepuluh kali, lantaran karamah yang ia rasakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ
لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu
kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya
kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” (QS.
Al-Anfaal, 8:24)
Ibnu Qayyim (rahimahullah) berkata, “Jihad
termasuk amal terbesar yang dengannya Allah memberi kehidupan kepada mereka,
baik di dunia, alam barzakh maupun di akhirat. Adapun di dunia, kekuatan dan
keunggulan mereka atas musuh diperoleh dengan jihad. Di alam barzakh, Allah telah
berfirman, ‘Janganlah kamu
mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu
hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.’ (QS. Ali ‘Imran, 3:169). Sedang di akhirat, bagian kehidupan dan
nikmat akhirat yang diperoleh para mujahidin dan orang-orang yang mati syahid
lebih besar daripada bagian selain mereka.”
“… Sesungguhnya keberadaan salah seorang kalian dalam jihad
fi sabilillah lebih baik dari shalatnya di rumah selama 70 tahun. Tidak sukakah
kalian bila Allah mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke surga? Berperanglah
di jalan Allah. Siapa saja yang berperang di jalan Allah selama jeda antara dua
pemerahan susu onta, ia wajib masuk surga.” (HR. Tirmidzi)
Jihad, ngga bisa disamain dengan ibadah apapun. Rasulullah
pernah ditanya, “’Wahai Rasulullah, apa yang sebanding dengan jihad fi
sabilillah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian tak akan mampu melakukannya.’ Mereka
(para sahabat) kembali bertanya dua hingga tiga kali, dengan jawaban yang sama.
Kemudian beliau bersabda, ‘Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah
seperti orang yang berpuasa dan sholat dengan membaca ayat-ayat Allah. Ia tidak
lelah melakukan puasa dan sholat, hingga orang yang berjihad fi sabilillah
pulang.’” (QS. Bukhari dan Muslim)
Ana pernah membaca suatu majalah Islam, yang membahas
tentang jihad juga. Secara ngga langsung, membahas “Apakah jihad itu cuma
perang?”
Kita harus tau gimana kita ngeliat kondisi dan memahami
alur supaya jalan jihad ini bisa sukses dijalankan. Bukan dengan asal tau aja
langsung perang kayak orang buta meraba-raba seekor gajah. Ia menganggap
belalainya itu ular, dan kakinya itu batu. Pahami kalo jalan jihad ini
terbagi-bagi jadi banyak hal, kira-kira ada lima jenis jihad. Yang pertama kita
jihad pada pemikiran, gimana bisa membentuk pemikir yang sesuai dengan Al-Qur’an
dan Sunnah. Kedua, jihad di bidang keluarga. Ketiga pada lingkungan, keempat
pada pendidikan, dan kalo empat alur itu udah susah dibentuk atau ditemuin
lagi, baru perang. Jadinya jihad kita bisa teratur, kayak ngeliat jelas kalo
yang kita pegang itu ialah seekor gajah. Yaa, kira-kira begitu lah isi
jawabannya. So, mau start dari mana jihadmu?
Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita
di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa
kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah.
Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini,
Indonesia. semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya) dan
selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.
Oh iya. Yang mau temanan
sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_
Komentar