WAHYU Article: Bukan Cuma Perang

Jihad, apa sih yang kalian tau dari “jihad”? Tentunya perang bukan? Daripada negative thinking duluan, mending simak aja dulu nih artikel ana.

            يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Ash-Shaff, 61:10-12)

Hasan Al-Bashri (rahimahullah) berkata, “Sesungguhnya setiap jalan mempunyai jalan pintas, dan jalan pintas surga ialah jihad.”. Dan jihad ini suatu bukti cinta yang wajib. Syaikhul Islam (rahimahullah) berkata, “Siapa yang tidak mempunyai motivasi untuk berjihad, ia sama sekali belum mempersembahkan cinta yang wajib. Bahkan bisa jadi di dalam dirinya terdapat bibit kemunafikan, sebagaimana firman Allah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.’ (QS. Al-Hujuraat, 49:15). Ketahuilah, jihad itu mengandung kebaikan dunia dan akhirat, sedang meninggalkannya berdampak kerugian dunia dan akhirat. Allah berfirman, ‘Katakanlah, ‘tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. … ‘ (QS. At-Taubah, 9:52). Yaitu kemenangan dan kejayaan, atau gugur sebagai syahid dan surga. Siapa yang hidup di antara para mujahidin, ia menyandang kemuliaan, memperoleh pahala dunia dan ganjaran terbaik di akhirat. Sedang yang gugur di antara mereka, ia menuju surga.”

“Orang yang syahid, di sisi Allah, mendapat enam karunia; yakni Dia mengampuninya dengan seketika, ia melihat tempatnya di surga, ia terlindung dari siksa kubur dan aman dari ketakutan terbesar, diletakkan mahkota kewibawaan di kepalanya yang satu butir yaqutnya nilainya melebihi dunia seisinya, dan ia dinikahkan dengan 72 bidadari, dan ia diberi hak memberi syafaat untuk 70 kerabatnya.” (HR. Tirmidzi)

“Tak seorang pun yang masuk surga ingin kembali ke dunia walaupun ia memiliki segala apa yang ada di atas bumi, selain orang yang syahid. Ia berangan-angan kembali ke dunia, lalu terbunuh lagi sepuluh kali, lantaran karamah yang ia rasakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfaal, 8:24)

Ibnu Qayyim (rahimahullah) berkata, “Jihad termasuk amal terbesar yang dengannya Allah memberi kehidupan kepada mereka, baik di dunia, alam barzakh maupun di akhirat. Adapun di dunia, kekuatan dan keunggulan mereka atas musuh diperoleh dengan jihad. Di alam barzakh, Allah telah berfirman, ‘Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.’ (QS. Ali ‘Imran, 3:169). Sedang di akhirat, bagian kehidupan dan nikmat akhirat yang diperoleh para mujahidin dan orang-orang yang mati syahid lebih besar daripada bagian selain mereka.”

“… Sesungguhnya keberadaan salah seorang kalian dalam jihad fi sabilillah lebih baik dari shalatnya di rumah selama 70 tahun. Tidak sukakah kalian bila Allah mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke surga? Berperanglah di jalan Allah. Siapa saja yang berperang di jalan Allah selama jeda antara dua pemerahan susu onta, ia wajib masuk surga.” (HR. Tirmidzi)

Jihad, ngga bisa disamain dengan ibadah apapun. Rasulullah pernah ditanya, “’Wahai Rasulullah, apa yang sebanding dengan jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian tak akan mampu melakukannya.’ Mereka (para sahabat) kembali bertanya dua hingga tiga kali, dengan jawaban yang sama. Kemudian beliau bersabda, ‘Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah seperti orang yang berpuasa dan sholat dengan membaca ayat-ayat Allah. Ia tidak lelah melakukan puasa dan sholat, hingga orang yang berjihad fi sabilillah pulang.’” (QS. Bukhari dan Muslim)

Ana pernah membaca suatu majalah Islam, yang membahas tentang jihad juga. Secara ngga langsung, membahas “Apakah jihad itu cuma perang?”

Kita harus tau gimana kita ngeliat kondisi dan memahami alur supaya jalan jihad ini bisa sukses dijalankan. Bukan dengan asal tau aja langsung perang kayak orang buta meraba-raba seekor gajah. Ia menganggap belalainya itu ular, dan kakinya itu batu. Pahami kalo jalan jihad ini terbagi-bagi jadi banyak hal, kira-kira ada lima jenis jihad. Yang pertama kita jihad pada pemikiran, gimana bisa membentuk pemikir yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Kedua, jihad di bidang keluarga. Ketiga pada lingkungan, keempat pada pendidikan, dan kalo empat alur itu udah susah dibentuk atau ditemuin lagi, baru perang. Jadinya jihad kita bisa teratur, kayak ngeliat jelas kalo yang kita pegang itu ialah seekor gajah. Yaa, kira-kira begitu lah isi jawabannya. So, mau start dari mana jihadmu?

Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya) dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.

Oh iya. Yang mau temanan sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_

Komentar

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?
Di-Yufid aja.

Mohon doakan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan

حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ حَفْصٍ الْوَكِيعِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كَرِيزٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: 'Dan bagimu kebaikan yang sama.' (HR.Muslim : 4912)