Rihlah Qolbu-ku: "Time", Fast-Walker that Never Come Back

“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum zaman semakin berdekatan (pendek): setahun seperti sebulan, sebulan seperti se-Jum’at (seminggu), se-Jum’at seperti sehari, dan sehari seperti sesaat. Satu saat yang dimaksud adalah nyala api yang membakar ranting kering” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albany)

Na’am. Fenomena akhir zaman inilah yang banyak orang-orang ngga nyadar betapa ngerinya ini. “Waktu”, predator tanpa darah. Nikmat dunia udah berhasil mempercepat waktu dengan rutinitas dan khayalan belakanya

Gimana ngga ngeri ya, saat kita asik lagi begini tau-tau udah jam begitu. Kita pagi-pagi jogging, enak-enak dinikmati tau-tau udah mau siang. Saat kita lagi kuliah, asyik-asyik nuntut ilmu tau-tau udah selesai. Pas kita mau bermajelis, tau-tau udah selesai. Kita lagi ngerjain ini tau-tau udah masuk waktu sholat. Kita lagi sekolah di SMA, ngga terasa tau-tau udah mau lulus. Dan masih banyak lagi deh contohnya.

Ana kepikiran sama orang-orang yang di masa mudanya dimanfaatin untuk berfoya-foya. Kira-kira gimana itu ya? Pas tobat, baru nyadar dan kepengen kembali ke masa mudanya lagi, untuk memperbaiki apa yang dulu rusak-rusak. Pas muda santai-santai aja, pas tua baru nyadar. Astaghfirullah, moga kita dapat menjauh dari sifat ini.

Jadi gimana solusinya, supaya kita bisa mengejar waktu? Caranya yaa jangan buang-buang waktu. Ada kegiatan yang ngga penting, mending ngga usah dilakukan. Gunakan waktu sebaik-baiknya, dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, In Syaa Allah pasti terasa berkahnya. Me-manage kegiatan kita apa-apa aja yang mau dilakuin, pokoknya gitu deh. Intinya jangan buang-buang waktu dengan hal yang ngga penting.

Memang betul pepatah orang-orang Arab nih, “Waktu itu kayak pedang, memotong atau dipotong.”. Maka dari itu, gunakan sebaik-baiknya, karena waktu ini terlalu berharga untuk dibuang-buang. Sedikit demi sedikit, tiap detik waktu bakalan terbakar karena semakin berlalu

Simplenya sih, kita ini kayak sebuah buku. Kita nulis sesuai urutan, kalo udah / penuh, ke halaman selanjutnya. Begitu terus sampai lembaran kosong udah ngga ada dan penuh dengan tulisan. Saat itu pula akhir hidup kita.

Kalo pengen jelasnya, coba baca-baca artikel ana yang semisal dengan curhat ana ini, “The Forgotten Moments”

Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang tertindas, bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, dan juga negara kita ini, Indonesia. semoga Allah menguatkan aqidah kita dan mereka (Muslim Rohingya) dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.

Oh iya. Yang mau temanan sama ana di medsos, langsung aja ya di:
LINE: wahyu.km_

Komentar

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?

Pengen nyari pembahasan seputar agama Islam?
Di-Yufid aja.

Mohon doakan saudara kita yang sedang mengalami kesulitan

حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ حَفْصٍ الْوَكِيعِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كَرِيزٍ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: 'Dan bagimu kebaikan yang sama.' (HR.Muslim : 4912)