Foto ini ana dapet saat hari Rabu,
21 Januari 2015. Kebetulan juga saat itu ana masih kelas 3 SMA, sekolah asrama
di Tenggarong Seberang. Dengan kebiasaan ana saat hari Selasa – Kamis, dan
Sabtu pergi les ke Tenggarong. Sebelum Ashar, udah di sana. Pulang lesnya
sebelum Maghrib, balik ke asramanya kadang sebelum Isya atau setelahnya.
Saat Sholat Maghrib ana singgah di
Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong, saat itu pula ana melihat sosok orang
ini. Ana tertegun, terpukul, akhirnya ana abadikan foto ini. Itung-itung buat
renungan.
Yah. Inilah kehidupan. Kadang kita
sedang lalai dengan dunia, tau-tau Allah nyuguhin kita dengan pemandangan yang
kayak gini. Dia gigih untuk beribadah, kita malah gigih bermaksiat. Dia ikhlas
dengan kondisi dia yang kayak gitu, kita yang belum kayak gitu kondisinya udah
nolak mentah-mentah seakan ngga mau kayak gitu. Lha kalo itu udah kejadian?
Kita bawa Positif
Thinking dulu pada diri ini. Bukan Allah yang nyakitin kita, tapi kita sendiri yang
nyakitin diri. Kita dikasih anggota badan bagus-bagus, malah dipakai untuk
maksiat. Kita sendiri yang nyakitin diri. Jika Allah berkehendak, mungkin Allah
akan mengambil salah satu organ tubuh penting kita, yang selama ini kita pakai,
tapi ngga pernah disyukuri. Kita sendiri yang nyakitin diri. Dikala kita udah
melampaui batas kemaksiatan, Allah bakal ngasih azab ke kita, sebagai akibat
dan balasan dari perbuatan kita. Kita sendiri yang nyakitin diri. Pas udah
kejadian, nyesel di akhir. Nengok orang yang rajin Sholat ke Masjid, baru
kepikiran “Ya Allah, kenapa ana dulu ngga kayak gini?”. Yaa syukur-syukur udah
tobat, alhamdulillah. Tapi yang udah kejadian malah lanjut maksiat? Di akhir
cerita, akan menyesal sepanjang hayat. Kita sendiri yang nyakitin diri. Kadang
kita jarang betul. Punya badan lengkap, ada temen maksiat kita ingetin, “Azab
Allah itu pedih lho.”. Bilangin juga kalo kita kena azab yang ngilangin anggota
badan kita sambil nyontohin nanti bakal begini dan begini. Kita jarang dakwah,
tapi Allah masih sayang sama kita. Momen-momen terburuk bagi kita ini
sebenarnya cukup tajam juga sih, contohnya: “saat amal cacat dan masih ogah-ogahan
beribadah, tapi nikmat dan rahmat Allah masih mengalir ke kita dengan lancar.”.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala
apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan
sangat mengingkari (nikmat
Allah). (QS. Ibrahim,
14:34)
“Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman, 55:13)
Yaa. Kita bawa Istighfar diri kita
ini. Udah berapa banyak dosa yang dilakukan, yang bersumber dari anggota badan
kita. Yuk mari kita insyaf rame-rame, tobat jamaah, dan menyadari kalo salah
satu nikmat dan rahmat yang berupa jasad yang lengkap, yang Allah kasih ini
sebenarnya untuk kita syukuri. Semoga kita makin istiqomah untuk bersyukur dan
beribadah kepada-Nya. Aamiin.
Di akhir artikel ini, jangan lupa doain ya, semoga
saudara Muslim kita di Palestina, Suriah, Mesir, dan di negara lain yang sedang
tertindas bisa kuat menegakkan kalimat Allah, dan senantiasa selalu dalam
lindungan Allah. Kita doain juga saudara Muslim Rohingya kita, semoga Allah
menguatkan aqidah mereka dan selalu dalam lindungan Allah pula. Aamiin.
And last, keep in touch di blog ini ya. Selama Ramadhan,
ana punya “gebrakan” baru nih selama bulan Ramadhan.
Oh iya. Yang mau temanan sama ana di medsos, langsung aja
ya di:
LINE: wahyu.km_
Komentar